SPOILER ALERT!


SPOILER ALERT!
Bila Anda serius ingin membaca buku-buku yang saya bahas di bawah ini dan tak ingin ceritanya Anda ketahui sebelum membaca bukunya, sebaiknya Anda meninggalkan website ini dan mengunjunginya kembali setelah selesai membaca. Terima kasih.

Kamis, 12 Agustus 2010

The Witch Of Portobello - Paolo Coelho

Paolo Coelho menulis banyak buku tentang petualangan spiritual seseorang. Hal ini mungkin karena pengalaman pribadinya. Dia pernah menulis buku memoir tentang perjalanan spiritualnya sendiri ke Santiago de Compostela, Spanyol, berjudul The Pilgrimage. Perjalanan ini merupakan renungan spritual dan filosofis, yang membuat dia menulis The Alchemist yang sangat kondang itu tahun berikutnya.


Begitu pula buku The Witch of Portobello, yang bercerita tentang seorang wanita gipsi yang memiliki kelebihan mistis. Meskipun begitu, buku ini jauh berbeda dengan The Alchemist. The Alchemist adalah sebuah fabel, sementara The Witch of Portobello adalah sebuah roman metropolitan modern. Tema besar yang serupa, hanya memiliki implikasi yang berbeda.


Yang dimaksud dengan The Witch of Portobello (Penyihir dari Portobello) adalah seorang wanita bernama Athena. Sesungguhnya dia keturunan seorang gipsi dari Rumania, namun diadopsi oleh pasangan Lebanon yang bermigrasi ke Inggris. Wanita cantik ini sejak kecil memang memiliki perilaku aneh, tidak seperti anak lain pada umumnya. Sepertinya dia juga memiliki kelebihan dalam meramal dan berhubungan dengan dunia gaib.


Dia menikah, punya anak, dan kemudian bercerai di usia muda. Dia pernah memuja gereja konvensional, namun kemudian dikecewakan. Dia radikal dalam proses pencarian jati diri. Belajar tarian spiritual rusia, kaligrafi arab, mempraktekkan trance, dan mulai memuja agama kuno yang merupakan pemujaan terhadap dewi. Athena memiliki keluarga yang kaya raya, karir yang sukses, wajah yang cantik, dipuja-puja orang, tetapi tetap pikirannya tidak tenang. Dia selalu berusaha untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan spiritual.


Lama kelamaan, Athena memiliki murid-murid yang belajar hal-hal spiritual kepadanya. Athena mengajari mereka kepercayaan kuno tentang ketuhanan yang disebut dengan "Sang Ibu". Dia mulai memiliki kekuatan gaib, mengklaim bahwa dia sudah menyatu dengan "Sang Ibu". Perkumpulan mereka yang membesar mulai menimbulkan kekhawatiran agama yang konvensional. Perguruan Athena mulai diagresi oleh gerakan gereja yang dipimpin oleh Pendeta Buck.


Gaya penulisan novel ini adalah wawancara pihak ketiga. Athena, tokoh utamanya, tidak pernah diberi kesempatan untuk menjadi subyektif. Athena diceritakan melalui pandangan orang ketiga protagonis yang ada di sekeliling dia, dalam bentuk wawancara.


Novel ini adalah novel yang sangat feminin. Novel ini menggambarkan semangat pembebasan gerakan perempuan. Bahkan agama yang dicari mereka adalah agama keibuan. Hanya novel ini memang agak berlebihan, yanpa menjelaskan poin sebenarnya. Apa sebenarnya yang dicari Athena? Apakah Athena sudah menemukannya?


Terlalu banyak tema spiritual dan filosofis yang berseliweran dalam novel ini yang membuat kita kehilangan fokus. Ada agama dewi, penyatuan Tuhan dan alam, ketuhanan yang feminin, arti cinta, pencarian jati diri, pembukaan energi yang dimiliki jiwa, sampai membahas diet wanita, dan lebih banyak lagi. Jika boleh dibandingkan, The Alchemist adalah buku yang jelas tentang pencarian spiritual; tokohnya mencari harta karun ke piramida Mesir, bertemu cinta sejatinya, bertemu orang bijak dan belajar kepadanya; kemudian kembali ke Spanyol. Sementara dalam The Witch of Portobello ini, kita pergi kemana-mana, tapi kita tak pernah sampai ke tujuan. Bahkan kita kadang bingung sedang berada dimana. Terlalu banyak tikungan yang dipaksakan untuk kita ambil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar