SPOILER ALERT!


SPOILER ALERT!
Bila Anda serius ingin membaca buku-buku yang saya bahas di bawah ini dan tak ingin ceritanya Anda ketahui sebelum membaca bukunya, sebaiknya Anda meninggalkan website ini dan mengunjunginya kembali setelah selesai membaca. Terima kasih.

Jumat, 13 Agustus 2010

To Kill A Mockingbird - Harper Lee

To Kill A Mockingbird adalah salah satu buku terbaik yang pernah saya baca. Sebelum membaca saya menganggap remeh Harper Lee yang baru pertama kali menulis novel. Saya juga belum pernah melihat filmnya. Jadi mulanya saya tidak terlalu antusias membaca buku yang terbit pertama kali tahun 1960 ini.


Buku ini sungguh orisinil, segar, dan menyenangkan di tengah ironi masyarakat yang tidak adil. Sang pencerita di novel ini adalah 'Scout' Finch, seorang anak perempuan berumur 6 tahun yang tomboy. Dia bercerita tentang ayahnya, Atticus Finch, seorang pengacara yang ditinggal istrinya, dan Jem Finch, kakak laki-lakinya. Dia bercerita tentang kota kecilnya, Maycomb, Alabama. Dia bercerita tentang pendidikan yang kolot di sekolahnya. Dia bercerita tentang ketidakadilan sistem peradilan dan diskriminasi ras. Apapun yang dia ceritakan, selalu dengan kepolosan anak umur 6 tahun yang membuat senyum.


Scout dan Jem berteman dengan anak laki-laki bernama Dill semasa liburan musim panas. Bertiga mereka menunjukkan keberaniannya dan kenakalannya, serta kepolosannya. Untungnya, Atticus mendidik mereka dengan tegas dan menanamkan nilai-nilai luhur dan kesadaran kemanusiaan dengan baik, meskipun dia sering dituduh orang lain bahwa dia tidak mengajarkan nilai-nilai dasar untuk anak-anak. Suatu saat, seorang kulit hitam bernama Tom Robinson dituduh memperkosa seorang perempuan kulit putih, Mayella Ewell. Atticus ditunjuk sebagai pengacara untuk Tom.


Scout dan Jem menyelinap masuk ke dalam ruang pengadilan untuk melihat sepak terjang ayahnya membela sang terdakwa. Atticus berhasil menunjukkan fakta bahwa Mayella Ewell dan ayahnya, Bob Ewell, merekayasa tuduhan dan menjebak Tom Robinson. Namun di tengah kota yang penuh orang baik hati tersebut, diskriminasi rasial adalah nilai-nilai yang tetap dipegang dengan teguh. Juri tetap menyatakan Tom Robinson bersalah memperkosa Mayella. Namun si pemabuk Bob Ewell, merasa telah dipermalukan oleh Atticus di depan pengadilan. Dia menuntut balas, dengan berniat membunuh Scout dan Jem.


Harper Lee adalah pendongeng alami. Dia bisa membuat cerita yang mengalir tanpa terasa ada penggalan. Buku ini seolah menyihir pembaca untuk terus membaca. Buku ini adalah tentang ironi. Masyarakat yang ramah tapi bisa begitu tega mendominasi ras lain. Sistem pendidikan yang kolot yang justru menyesali seorang anak didik yang menjadi pintar. Sistem pengadilan yang justru tidak diberdayakan untuk mendukung penegakan keadilan. Dan semua ini hanya bisa kita lihat dari sudut pandang seorang anak umur 6 tahun. Kita tersenyum ketika anak cerdas ini bercerita.


Atticus Finch dalam novel ini adalah simbol dari perlawanan terhadap kekolotan dan matinya akal sehat. Atticus Finch adalah pahlawan moral. Atticus Finch adalah seorang pengacara yang memiliki integritas tinggi. Di saat profesi pengacara yang sedang disorot mengalami kemerosotan moral dan pendewaan materi, Atticus adalah pahlawan idaman. Atticus Finch adalah ayah dari Scout.


Betapa Scout telah menimbulkan kekaguman kita terhadap Atticus. Betapa kita mendambakan seorang ayah seperti Atticus. Atau setelah selesai membaca buku ini, kita bisa menjadi seorang ayah seperti Atticus, untuk anak-anak kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar