SPOILER ALERT!


SPOILER ALERT!
Bila Anda serius ingin membaca buku-buku yang saya bahas di bawah ini dan tak ingin ceritanya Anda ketahui sebelum membaca bukunya, sebaiknya Anda meninggalkan website ini dan mengunjunginya kembali setelah selesai membaca. Terima kasih.

Senin, 16 Agustus 2010

The Catcher In The Rye - J.D. Salinger

Saya terganggu sekali dengan buku ini. Ini buku yang sama sekali tidak membuat saya semakin semangat membaca, malah menyurutkannya. Bahkan kadang-kadang emosi saya naik tidak jelas terhadap buku ini maupun pengarangnya.


The Catcher In The Rye adalah buku yang sangat populer di Amerika Serikat. Majalah Time mengategorikannya sebagai salah satu dari 100 novel berbahasa Inggris terbaik. Efek dari buku ini lebih mencengangkan lagi. Tokoh dalam buku ini, Holden Caulfield, dianggap sebagai pahlawan generasi muda menantang kemapanan. Bahkan seorang Mark David Chapman di tahun 1980 membunuh John Lennon setelah membaca buku ini dan menemukan kesadaran baru. Begitu pula seorang John Hinckley Jr. yang mencoba melakukan pembunuhan terhadap presiden AS Ronald Reagan. Juga beberapa pembunuhan lain. Apakah ini buku setan?


Novel yang ditulis tahun 1951 ini sebenarnya adalah buku remaja. Tokohnya, Holden Caulfield, adalah remaja usia 16 tahun yang pemarah dan emosional. Holden baru saja dikeluarkan dari sekolahnya karena nilainya yang rendah. Dia menganggap semua tentang sekolah dan teman-temannya adalah kepalsuan.


Dia pergi dari sekolahnya, tapi tidak menuju rumahnya. Dia pergi menuju sebuah hotel di New York, dan mencoba menggoda seorang pelacur. Ketika pelacur itu datang untuk melayaninya, Holden berubah pikiran dengan bermaksud hanya mengobrol saja dengan pelacur itu. Pelacur itu meminta uang lebih, tapi Holden menolak. Holden akhirnya babak belur dipukuli oleh germo pelacur tersebut.


Holden akhirnya berkeliling kota tidak jelas, sendirian, dan seringkali mabuk. Dia menemui mantan guru bahasanya, Pak Antolini yang sangat dihormatinya. Pak Antolini memberi nasihat-nasihat yang berguna dan Holden hanya mendengarkan dia sebagai orang yang dihargai. Holden sangat nyaman berada bersama Pak Antolini. Namun pada akhirnya dia pergi dengan marah-marah setelah Pak Antolini berusaha melakukan pelecehan seksual terhadapnya.


Holden adalah anak muda yang sangat terganggu. Dia muak dengan lingkungannya, dia muak dengan keluarganya, dia muak dengan sekolahnya, dia muak dengan segalanya. Dia membenci semuanya. Segala hal yang dipercayanya pun menjadi suram. Dia analah anak muda yang kehilangan kepercayaannya terhadap hidupnya dan dunianya. Holden Caulfield adalah seorang antisosial. Dia mengritik siapa saja. Dia marah kepada siapa saja.


Hal ini adalah wajar, mengingat dia baru berusia 16 tahun. Masa remaja adalah masa yang berapi-api, kata Rhoma Irama. Tapi Holden adalah remaja yang mengira bahwa dunia belum dewasa ketika dia sendiri bertingkah seperti belum dewasa. Dia kehilangan nilai-nilai, dan hal ini membuat dia kehilangan tujuan hidup. Tak ada optimisme dalam novel ini, sepanjang yang saya baca. Ini adalah alienasi dari masyarakat modern yang muncul begitu dini. Itu mungkin menjelaskan bagaimana Holden Caulfield menjadi idola remaja bermasalah (dan pembunuh), mereka merasakan hal yang sama dengan Holden: alienasi. Kemuakan pada nilai-nilai kapitalisme yang memperbudak murid-murid sekolah dan remaja.


Dalam novel ini diceritakan mengenai tindakan kekerasan dan kata-kata kasar, sehingga saya rasa akan menimbulkan kontroversi apabila dibaca pembaca remaja. Saya kurang nyaman membaca novel ini. Tapi menurut saya, buku yang bagus adalah buku yang mengganggu. Buku ini tidak membuat saya tidur, melainkan membuat saya mengernyitkan dahi. Bukan favorit, tapi saya beruntung telah membacanya.

2 komentar:

  1. Semangat menulis dan membaca saya malah meningkat setelah membaca buku ini. Bukan karena mitos2 yg terjadi seputa buku ini, namun kaena bagi saya isinya sangat jujur dan lugu, walau kadang naif. :)

    BalasHapus